Sabtu, 14 Mei 2016

5 Alasan Kenapa Kamu Harus Punya Dana Darurat

5 Alasan Kenapa Kamu Harus Punya Dana Darurat – Ada beberapa alasan kenapa kamu wajib membuat dana darurat yang terpisah dari dana lainnya, hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tak terduga di masa yang akan datang. Apapun profesi kamu saat ini, baik pengusaha, karyawan, PNS, dokter, dan lain-lain, akan lebih aman jika kamu memiliki dana darurat.

Dana darurat adalah dana yang dikhususkan hanya untuk keperluan diluar perkiraan dan mendesak saja, karena dana darurat merupakan dana yang harus cepat ada ketika dibutuhkan, maka buatlah dana darurat dalam bentuk uang saja agar mudah cair, tidak disarankan dalam bentuk surat berharga atau barang mewah karena sedikit lama dalam pencairannya.

Dana darurat berbeda dengan tabungan maupun investasi, memang sama-sama “mengumpulkan uang” tapi tujuannya yang berbeda. Kalau kamu sekarang pengen beli mobil dan tidak punya uang, maka solusinya menabung untuk tujuan membeli mobil tersebut, begitu juga ketika kamu butuh biaya pendidikan, kesehatan, dan biaya-biaya lain yang kamu rencanakan.

Kalau investasi jelas, kamu ingin mengalirkan dengan tujuan untuk melibatgandakan keuangan kamu. Sedangkan kegunaan dana darurat seperti yang saya singgung di atas, yaitu untuk membiayai kebutuhan yang tak terduga, misalnya terjadi bencana, terkena PHK, mengalami kebangkrutan, dan musibah lainnya. Dengan adanya dana darurat, kamu juga akan lebih berani dalam membuat keputusan keuangan.

Lalu, apa sajakah alasan nyata yang membuat kamu harus punya dana darurat? Berikut ini ulasannya:

Sebelumnya, baca juga: Bisnis waralaba modal kecil.
5 Alasan Kenapa Kamu Harus Punya Dana Darurat

Tabungan Bocor dan Merusak Rencana Keuangan
Ada kalanya kamu akan menemui masalah yang tak terduga yang membutuhkan biaya, ketika hal tersebut terjadi, apa yang akan kamu lakukan? Tentu saja kamu akan menggunakan dana yang ada ditabungan, padahal kamu nabung untuk tujuan tertentu, dengan begitu rencana yang kamu susun akan terganggu.

Seperti yang kamu tahu, Indonesia merupakan salah satu Negara dengan potensi bencana yang cukup tinggi. Selain itu, ekonomi Indonesia juga sering terpuruk dengan adanya penurunan investasi asing, PHK massal dan sebagainya. Sangat kurang tepat jika kamu merasa aman saat ini, akan lebih baik kamu mengantisipasinya dengan membentuk dana cadangan.

Bagaimana jika tiba-tiba terjadi bencana yang memporak-porandakan tempat tinggal kamu, tentu butuh biaya renovasi yang tinggi. Bagaimana jika suatu saat kamu di PHK, apa bisa kamu langsung mendapatkan pekerjaan lain? Sulit, bukan. Lebih parahnya lagi, bagaimana jika usaha dan investasi yang kamu lakukan gagal, bisa depresi nantinya.

Menghindari Hutang
Ketika hal-hal buruk menimpa kamu, masih bagus jika kamu memiliki tabungan yang bisa menghandle, tapi bagaimana jika tabunganpun tidak ada? Atau tabungan tidak mencukupi untuk menghandle? Jika demikian maka jalan satu-satunya adalah dengan melakukan pinjaman. Padahal ketika kamu kesulitan keuangan dan kamu tetap melakukan pinjaman, hal tersebut sangat beresiko kedepannya, apalagi jika bunga bank cukup tinggi.

Kamu akan terjebak dalam keadaan “gali lubang tutup lubang” jika hal buruk yang menimpa kamu adalah kehilangan pekerjaan. Kalau kamu kehilangan pekerjaan, darimana kamu akan memperoleh penghasilan, kemudian gimana kamu akan melunasi cicilan hutang tersebut? Masih untung kalau kamu bisa dapat pekerjaan baru dengan cepat, lah kalau tidak?

Hal ini akan semakin repot ketika kamu sudah berkeluarga, yang notabene memiliki kebutuhan yang lebih besar daripada ketika masih single.
Advertisement


Waspadalah Ketika Kamu Memutuskan Untuk Pindah Kuadran
Pindah kuadran adalah istilah yang digunakan untuk menyebut seorang karyawan yang memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan memulai usaha sendiri. Hal yang dilakukan oleh seorang karyawan seperti ini sangat positif sekali, tapi jangan lupakan resiko kegagalannya. Sebaik apapun usaha yang akan dirintis, pasti memiliki risiko kegagalan.

Tidak hanya risiko kegagalan saja yang perlu kamu perhatikan, proses dalam memulai usaha pun perlu juga kamu perhatikan. Kalau kamu sekarang memulai usaha, apa usaha tersebut langsung bisa memberikan kamu keuntungan? Saya rasa tidak, suatu usaha baru dapat memberikan kamu penghasilan jika sudah berjalan dengan stabil, dan ini tentu saja membutuhkan waktu yang bervariasi tergantung strategi yang kamu jalankan.

Ketika usaha yang kamu jalankan belum bisa memberikan penghasilan, maka kamu juga tidak akan mendapatkan penghasilan apapun karena sudah keluar dari pekerjaan, belum lagi biaya operasi dari usaha yang kamu rintis, akan lebih rumit lagi jika kamu punya rencana untuk mengembangkan usaha tersebut, jelas butuh planning keuangan yang matang. Tapi dengan adanya dana darurat, ini akan membantu kamu untuk menyelesaikan permasalahan seperti ini.

Potensi Konflik Rumah Tangga
Point ini yang sangat saya khawatirkan, ketika kamu sudah berkeluarga, kemudian mengalami kesulitan uang akibat pengeluaran besar tak terduga, atau kehilangan pekerjaan sehingga tak ada pemasukan, padahal kebutuhan sehari-hari selalu ada saja, belum lagi jika kalian punya cicilan yang tiap bulan harus dibayar, tentu saja hal ini sangat berpotensi untuk memunculkan konflik rumah tangga kamu.

Dalam kondisi seperti ini tentu emosi semakin sulit terkendali, jika kamu tidak bisa menenangkan pikiran dan tak kunjung ada solusi, ini sangat gawat. Mau cari pinjaman? Hati-hati bisa terjebak kondisi gali lubang tutup lubang.

Menjaga Kesehatan Fisik dan Pikiran
Segala masalah yang menimpa kamu, sangat mungkin akan berpengaruh pada menurunnya kondisi fisik dan pikiran kamu. Jika hal ini terjadi maka kamu akan lebih sulit dalam mengatasi krisis keuangan tersebut, bukannya menyelesaikan masalah namun malah akan menambah permasalahan dan beban saja.

Saya enggak mau kalian mengalami hal-hal seperti di atas. Oleh karena itu, sekarang mulailah membentuk dana darurat sedikit demi sedikit, konsepnya sama dengan menabung tapi gunakanlah hanya untuk kebutuhan yang benar-benar mendesak dan gawat darurat, selain itu jangan pernah digunakan.

Jadi mulai saat ini, setidaknya pisahkan keuangan kamu menjadi tiga hal, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, untuk menabung, dan untuk membentuk dana darurat. Aturlah sedemikian ruga dengan proporsi yang menurut kalian tepat.

Selanjutnya: Cara mempersiapkan dana pensiun mulai masa muda.
----
Oke, itu saja ulasan saya tentang alasan kenapa kamu harus punya dana darurat. Semoga ulasan di atas bermanfaat dan membantu kamu dalam mengelola keuangan pribadi kamu dan keluarga. Salam sukses.

Rabu, 11 Mei 2016

Contoh Neraca Perusahaan Asuransi (Laporan Posisi Keuangan)

Contoh Neraca Perusahaan Asuransi (Laporan Posisi Keuangan) – Perusahaan asuransi adalah salah satu perusahaan jasa, khususnya adalah jasa dalam bidang keuangan. Di Indonesia sendiri ada banyak sekali perusahaan asuransi yang sudah listing di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan secara berkala pasti mengeluarkan laporan keuangan atas hasil operasi selama periode terkait.

Kalau kamu melihat laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan yang berbeda industry, tidak akan ada perbedaan yang signifikan, yang berbeda hanyalah jenis akun yang tercantum di laporan keuangan sesuai dengan industry.

Antara perusahaan manufaktur, dagang, dan jasa jelas akan ada perbedaan komposisi dalam laporan keuangannya, dan itu bisa kamu lihat secara jelas di neraca, laporan arus kas, dan laporan laba rugi. Bagi kamu yang masih duduk di bangku kuliah, dan mengambil jurusan akuntansi, cobalah kamu bandingkan laporan keuangan dari perusahaan yang bergerak dalam industry yang berbeda, saya yakin kamu akan langsung tau perbedaannya.

Sebelumnya saya sudah beberapa kali membagikan contoh-contoh dan cara membuat laporan keuangan, baik neraca maupun laba rugi. Nah, untuk kali ini, saya akan membagikan contoh neraca perusahaan asuransi dimana penyusunannya sudah sesuai dengan standar keuangan yang berlaku di Indonesia. Berikut contohnya:

Sebelumnya, baca juga: Contoh neraca bank.
Contoh Neraca Perusahaan Asuransi (Laporan Posisi Keuangan)

1. Contoh Neraca Perusahaan Asuransi

ASET
Kas dan setara kas -Pihak ketiga1.034.076.731
Investasi Deposito berjangka -Pihak ketiga46.100.000
Efek Diperdagangkan Pihak ketiga34.445.981
Tersedia untuk dijual:
Pihak berelasi492.773.835
Pihak ketiga422.513.102
Penyertaan saham8.513.989
Properti investasi175.180.000
Jumlah investasi1.179.526.907
Piutang hasil investasi3.260.306
Piutang premi:
Pihak berelasi578.809
Pihak ketiga218.389.277
Piutang reasuransi:
Pihak berelasi114.719
Pihak ketiga6.470.366
Piutang lain-lain5.931.519
Aset reasuransi116.417.283
Biaya dibayar di muka8.870.297
Pajak dibayar di muka2.208.594
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan tahun 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp 45.410.002 dan Rp 39.063.437.97.679.218
Aset pajak tangguhan5.651.184
Aset lain-lain1.862.600
JUMLAH ASET2.681.037.810
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
Utang klaim23.789.577
Utang reasuransi:
Pihak berelasi303.845
Pihak ketiga5.499.891
Liabilitas kontrak asuransi1.372.577.031
Utang komisi22.281.774
Utang pajak3.978.598
Penyisihan uang jasa karyawan13.662.780
Utang lain-lain20.356.008
JUMLAH LIABILITAS1.462.449.504
AKUMULASI DANA TABARRU'(1.071.945)
EKUITAS
Modal saham - Saham seri A dengan nilai nominal Rp 500 (nilai penuh) per saham dan saham seri B dengan nilai nominal Rp 300 (nilai penuh) per saham. Modal dasar - 35.373.600 saham seri A dan1.068.282.720 saham seri B per 31 Desember 2014 dan 2013. Modal ditempatkan dan disetor penuh - 35.373.600 saham seri A dan 585.433.080 saham seri B per 31 Desember 2014 dan 2013193.316.724
Tambahan modal disetor8.109.426
Laba (rugi) yang belum direalisasi atas efek-efek dalam kelompok tersedia untuk dijual487.030.107
Saldo laba:
Cadangan umum5.250.000
Belum ditentukan penggunaannya525.908.707
Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas1.219.614.964
Kepentingan Non Pengendali45.287
JUMLAH EKUITAS1.219.660.251
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS2.681.037.810
Advertisement


2. Contoh Neraca Perusahaan Asuransi

ASET
Kas dan bank13.330.979
Piutang premi, neto142.703.480
Piutang koasuransi9.043.352
Piutang hasil investasi505.298
Aset reasuransi, neto665.619.375
Biaya dibayar dimuka132.083
Investasi:
Deposito berjangka126.611.471
Efek50.697.821
Properti investasi36.813.000
Penyertaan saham32.485.949
Aset tetap, neto18.458.801
Aset lain-lain2.818.567
TOTAL ASET1.099.220.176
LIABILITAS
Utang klaim9.049.040
Utang koasuransi14.072.303
Utang reasuransi100.290.643
Utang komisi9.570.929
Beban masih harus dibayar630.450
Utang pajak2.034.322
Titipan premi7.418.404
Liabilitas asuransi:
Estimasi klaim471.947.025
Premi yang belum merupakan pendapatan236.205.567
Liabilitas kontrak asuransi jangka panjang42.909.440
Liabilitas pajak tangguhan, neto2.406.657
Liabilitas imbalan pasca kerja4.924.210
TOTAL LIABILITAS901.458.990
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp250 (nilai penuh) per saham. Modal dasar - 760.000.000 saham. Modal ditempatkan dan disetor penuh - 192.000.000 saham48.000.000
Tambahan modal disetor1.067.308
Pendapatan (rugi) komprehensif lain(952.827)
Saldo laba:
Telah ditentukan penggunaannya9.600.000
Belum ditentukan penggunaannya140.046.705
Ekuitas, neto197.761.186
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS1.099.220.176
Selanjutnya: Cara membuat neraca (laporan posisi keuangan)
----
Di atas adalah dua contoh neraca perusahaan asuransi sesuai dengan standar penyusunan laporan keuangan yang berlaku di Indonesia saat ini. Semoga contoh neraca di atas bermanfaat bagi kalian, salam sukses.

Kamis, 05 Mei 2016

Cara Memahami Tingkat Kepuasan Konsumen Untuk Meningkatkan Pelayanan

Cara Memahami Tingkat Kepuasan Konsumen Untuk Meningkatkan Pelayanan – Bagi seorang pebisnis, pelayanan adalah salah satu factor yang musti di kedepankan. Dengan kualitas pelayanan yang baik, seorang pebisnis akan lebih mudah untuk mempertahankan pelanggan serta lebih mudah untuk menggaet konsumen baru. Pelanggan adalah raja, jadi prioritas seorang pengusaha adalah memuaskan si pelanggan tersebut.

Untuk dapat dikatakan baik, suatu pelayanan akan dipengaruhi oleh banyak hal misalnya kualitas barang/jasa, harga, lingkungan dan lokasi usaha, kecepatan pelayanan, sopan santun pegawai, dan masih banyak lagi. Terkadang kita merasa bahwa sudah melakukan pelayanan yang terbaik, tapi benarkah apa yang kita lakukan tersebut sudah yang terbaik? Bagaimana kita mengetahuinya?

Boleh saja kita merasa bahwa pelayanan yang kita berikan sudahlah yang terbaik, tapi belum tentu demikian bagi pelanggan dan konsumen, bisa jadi ada banyak kekurangan dari pelayanan kita. Dan cara terbaik untuk mengetahuinya adalah dengan memahami tingkat kepuasan konsumen dan pelanggan itu sendiri.

Lalu, bagaimanakah kita dapat memahami tingkat kepuasan konsumen? Ada banyak cara untuk melakukan hal ini. Dalam artikel kali ini, saya akan mencoba untuk mengulasnya, di bawah ini adalah cara dan ulasannya:

Sebelumnya, baca juga: Cara mempertahankan pelanggan.

Cara Memahami Tingkat Kepuasan Konsumen Untuk Meningkatkan Pelayanan

Menggunakan Sistem Kritik dan Saran
Ini adalah salah satu cara yang paling popular di kalangan pengusaha, baik untuk perusahaan skala kecil, menengah, maupun skala besar. Kalau kamu cermati, ada banyak sector industry yang menerapkan cara ini, misalnya produk yang menggunakan pembungkus, biasanya di situ ada kontak yang dapat digunakan untuk memberikan kritik dan saran dari para konsumennya.

Enggak cuma itu saja, bisnis pelayanan seperti warnet, laundry, sewa, juga sering menggunakan cara ini untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen. Dengan adanya kritik dan saran yang masuk, hal itu dapat kamu gunakan untuk menganalisis dan meningkatkan kekurang-kekurangan dari pelayanan yang selama ini kamu berikan.
Advertisement


Melakukan Survey Kepuasan Terhadap Pelanggan
Kalau system kritik dan saran lebih cenderung mengharuskan konsumen yang aktif bertindak, beda dengan survey karena kitalah yang aktif bertindak untuk melakukan survey kepada pelanggan dan konsumen, jadi lebih leluasa dalam menentukan jumlah yang pas sesuai dengan kebutuhannya. Dalam melakukan survey yang baik, ada tiga bagian yang dapat dilakukan, di antaranya adalah:
  1. Directly Reported by Satisfaction. Ini adalah survey dengan jawaban berupa tingkatan seperti “netral, sangat puas, puas, cukup puas, tidak puas, sangat tidak puas”.
  2. Problem Analisys. Survey ini dapat mengidentifikasi langsyng permasalahan yang ada di produk kamu karena survey ini memuat pertanyaan “apa permasalahn yang ada dalam produk, serta berikan saran untuk meningkatkannya”.
  3. Derived Dissatisfaction Survey. Ini adalah survey dengan pertanyaan kepada konsumen berupa produk dan layanan seperti apa yang diharapkan oleh konsumen, lalu apakah prduk dan pelayanan yang telah diberikan sudah sesuai dengan harapan tersebut. Kemudian, apa saja kelebihan yang dirasakan dari produk dan layanan yang telah diberikan oleh perusahaan.
Survey ini bisa kamu lakukan baik secara online maupun secara offline, jika kamu melakukannya secara offline maka kamu perlu membagikannya kepada konsumen. Kalau online, bisa melalui website dari perusahaan yang kamu miliki. Seandainya kamu punya usaha yang berbasis online seperti toko online, maka survey online sangat cocok untuk diterapkan.

Jadi, mau offline atau online sesuaikanlah dengan bisnis kamu. Yang paling penting adalah tetap menjaga kenyamanan konsumen dan pelanggan.

Selain bisa kamu lakukan melalui website, survey online juga bisa kamu lakukan dengan bantuan media social seperti Facebook, Twitter, dan lainnya. Cara ini enggak kalah efektif karena media social merupakan tempat konsumen dan pelanggan berkumpul, apalagi jika kamu punya banyak like dan follower di fanpage.

Dari dua cara memahami tingkat kepuasan konsumen di atas, pertanyaan selanjutnya adalah seberapa banyak kritik, saran, dan survey yang diperlukan untuk dapat diambil keputusan? Nah, berkaitan dengan jumlah ini, semuanya tergantung dengan urgent dan pertimbangan kamu, tentukanlah secara proporsional.

Jika ada banyak sekali yang mengkritik dan memberikan saran pada satu bagian dari pelayanan, maka cepatlah perbaiki karena sudah ada banyak yang merasakan kekurangan tersebut, dengan begitu kamu bisa meningkatkan pelayanan yang kamu berikan. Sebaliknya, jika kebanyakan dari konsumen baik-baik saja dengan pelayanan, tapi ada satu-dua yang tidak suka, lalu apa tindakan kamu? Ini semua berkaitan dengan pertimbangan kamu, gunakan strategi-strategi maut-mu untuk mengatasinya.

Selanjutnya: Cara memenangkan persaingan bisnis.
----
Oke, itu saja ulasan tentang cara memahami tingkat kepuasan konsumen untuk meningkatkan pelayanan yang dapat saya berikan. Semoga ulasan di atas dapat membantu dan bermanfaat untuk memperbaiki dan menyempurnakan pelayanan dari bisnis yang kamu rintis. Sukses selalu untuk kamu semuanya, thanks.

Senin, 02 Mei 2016

5 Kesalahan Persepsi Bisnis Yang Perlu Dibenahi

5 Kesalahan Persepsi Bisnis Yang Perlu Dibenahi – Persepsi bisnis yang salah dapat menjerumuskan seorang pengusaha ke dalam kegagalan, atau setidaknya  akan mengurangi kualitas kinerja dan hasil yang mampu didapatkan. Sebuah persepsi bisnis bisa kamu artikan sebagai prinsip dalam menjalankan bisnis, dan hal ini akan berkaitan dengan banyak hal seperti profesionalitas, moral, cara pandang, dan sebagainya. Kalau ditanya penting atau tidak, sangat jelas penting sekali. Sebuah persepsi seolah-olah menjadi jalan bagi pengusaha dalam menjalankan bisnisnya. Kita lihat, seorang pengusaha yang sukses, pasti memiliki persepsi-persepsi yang hebat yang membantunya meraih kesuksesan.

Tapi bagaimana dengan para pebisnis pemula? Yakinkah persepsi yang kamu percayai selama ini benar dan patut diyakini? Belum tentu, karena di dunia bisnis banyak persepsi-persepsi ngaco yang entah siapa pencetusnya, dan ini perlu kamu waspadai karena secara tidak sadar kamu bisa menyakini persepsi yang tidak tepat tersebut.

Memang, persepsi setiap orang bisa berbeda-beda, tapi secara umum setidaknya ada 5 persepsi bisnis yang salah, kalau salah satu persepsi bisnis yang salah di bawah ini merupakan salah satu persepsi yang kamu yakini, maka pikirkan ulang persepsi anda tersebut.

Nah persepsi apa sajakah yang salah tersebut? Berikut ulasannya:

Sebelumnya, baca juga: Cara jitu promosi produk secara online.

5 Kesalahan Persepsi Bisnis Yang Perlu Dibenahi

Berbisnis Tak Perlu Pintar dan Kompeten
Semua orang memiliki potensi untuk menjadi orang yang pintar dan berkompeten, semua bisa didapatkan dengan belajar, usaha, dan bekerja keras. Kamu pasti sering mendengar bahwa menjadi sukses itu tak perlu pendidikan tinggi, itu betul sekali tapi jangan disalahartikan bahwa berbisnis tak perlu pintar dan kompeten, itu adalah hal yang sangat berbeda.

Saya katakan di sini, tak mungkin sekali orang dapat mencapai kesuksesan tanpa ilmu (menjadi pintar) dan tanpa kompetensi. Kalau kamu sekarang ingin berbisnis tapi tidak menguasai bidangnya maka jadilah pintar dan kompeten dengan mempelajarinya. Belajar bisa melalui banyak cara, salah satunya adalah belajar dari pengalaman.

Ada ungkapan “kegagalan adalah awal dari kesuksesan”, tapi ungkapan tersebut bisa jadi percuma jika kamu tidak belajar dari kegagalan yang kamu alami. Pada dasarnya, kesuksesan juga merupakan awal dari kesuksesan, yaitu kesuksesan yang lebih besar. Artinya baik pengalaman kegagalan maupun kesuksesan dapat kamu pelajari untuk menjadi lebih dan lebih sukses lagi.

Pengusaha Itu Bebas Waktu
Anggapan bahwa pengusaha itu bebas waktu muncul karena secara structural pengusaha tidak memiliki atasan, sehingga bebas mengatur dan menggunakan waktu yang dimilikinya. Bagi pengusaha dan pebisnis yang telah sukses, mungkin “bebas waktu” ini bisa diterapkan, tapi bagaimana dengan pebisnis pemula yang belum lama merintis bisnis dan perlu mematangkan bisnisnya?
Advertisement


Bebas waktu inilah yang sering menjerumuskan para pebisnis pemula, seringkali sudah terlena dengan kesuksesan “kecil” yang diraihnya, padahal untuk mematangkan bisnis agar tetap dapat berjalan lancar membutuhkan tenaga dan waktu yang ekstra.

Sebenarnya, bagaimana memanfaatkan waktu itu tergantung kamu sendiri, mau santai-santai dan menerapkan bebas waktu juga boleh, tapi saya ingatkan bahwa disiplin waktu itu sangat penting untuk memaksimalkan kinerja. Aturlah waktu sebaik mungkin, bikin jadwal kerja yang baik, pilihlah waktu terbaik yang paling optimal untuk bekerja.

“Ini Adalah Bisnis Saya, Saya Mengelola Sesuai Selera Saya”
Menurut saya ungkapan “ini adalah bisnis saya, saya mengelolanya sesuai selera saya” adalah ungkapan yang tidak terkendali, kenapa? Betul bahwa itu adalah bisnis kamu, dan kamu adalah bosnya sehingga bebas mengelolanya. Tapi yang perlu diingat, hasil dari usaha kamu itu untuk siapa? Jelas untuk pelanggan dan konsumen, sehingga untuk hal-hal yang berkaitan kepada konsumen lebih baik disesuaikan dengan selera konsumen.

Sekarang coba pikirkan ini, ketika kamu mencari tenaga kerja untuk melayani konsumen, selera siapa yang akan diutamakan, jelas selera konsumen. Ketika mencari variasi produk, selera siapa yang diutamakan? Ketika mencari lokasi usaha, selera siapa yang diutamakan? Ketika mengatur jam operasional, selera siapa yang diutamakan? Tentu saja kebanyakan disesuaikan dengan selera konsumen dan pelanggan, karena itulah yang terpenting.

Pengusaha Pasti Lebih Kaya
Hal ini sangat terasa ketika kamu mulai merintis usaha dan sedang mengembangkannya, di mana kamu pasti membutuhkan modal yang tidak sedikit. Kalau bagi pengusaha yang sudah mapan, sangat mungkin untuk lebih kaya daripada karyawan dan pegawai, tapi untuk pemula yakin lebih kaya? Enggak, dan kamu tak perlu malu ketika kamu tidak lebih kaya dari karyawan.

Ketika kamu yakin dengan bisnis yang dijalani dan perlu modal yang banyak, jangan ragu untuk mengalokasikan modal untuk mengembangannya, pada dasarnya itu adalah investasi yang kamu lakukan. Ketika bisnis kamu sudah matang, kamu akan panen.

Ingat, banyak pengusaha yang saat ini mendapatkan kekayaan yang melimpah, dulu pernah bertahun-tahun tidak mendapatkan laba. Contohnya adalah perusahaan Alibaba yang saat ini menjadi salah satu perusahaan terbesar di dunia, dulu di awal perintisannya bertahun-tahun mengalami kerugian, bahwa pernah dalam satu tahun hanya mendapatkan laba sebesar us$ 1.

Pengusaha Itu Lebih Tinggi dan Mulia Daripada Karyawan/pegawai
Saya bingung, apa yang menjadikan pengusaha itu lebih tinggi dan mulia dari karyawan dan pegawai? Padahal pengusaha dan pegawai itu juga sama-sama sebuah profesi, saling membutuhkan, serta sama-sama bermanfaat. Apakah kemuliaan itu ditentukan berdasarkan kekayaannya, kedudukannya? Enggak kan. Jadi, jauhilah persepsi seperti ini yang hanya akan menurunkan kualitas moral kamu.

Daripada kamu memikirkan siapa yang lebih tinggi dan mulia, lebih baik kamu memikirkan strategi-strategi bisnis yang akan dijalankan, jangan pikirkan hal-hal yang tidak bermanfaat seperti itu yang hanya akan menurunkan kualitas kinerja kamu.

Selanjutnya: Kebiasaan kecil yang akan membuat kamu sukses.
----
Oke, itulah ulasan tentang 5 kesalahan persepsi bisnis yang perlu kamu benahi untuk menjadikan kamu seorang pebisnis yang lebih baik. Semoga ulasan di atas bermanfaat, salam sukses.